Satu hal yang kurang diketahui oleh pengunjung, yaitu di ujung kiri Tanjung Aan ada sebuah batu yang unik bentuknya, namanya "Batu Payung". Sebuah batu yang berdiri kokoh ini (lihat gambar), letaknya tersembunyi, di balik bukit, jadi untuk menuju ke sana, diperlukan perjuangan ekstra.
Bagaimana tidak, kendaraan harus kita parkir di parkiran Tanjung Aan, terus kita harus berjalan kaki ke sebelah kiri melalui pasir di bawah teriknya matahari (gosong). Kemudian kita harus menyusuri tepian tebing dengan pecahan pecahan batu tebing yang besar besar serta ombak besar yang siap menghantam kita dari sisi kanan, ngeri dah. Perjalanan ini kira kira bisa sampai sejam. Oia harus dipastikan air lautnya pas surut ya, kalau gak surut, ya gak bisa lewat.
Rute ini dipastikan sangat berat, terutama bagi orang orang tua. Tapi tenang aja, sekarang udah ada perahu yang siap mengantar ke lokasi. Biasanya sih ada yang nawarin nyebrang... Tarifnya 10 ribu/orang PP. Kalo cuma dua orang aja, kasih aja 50 ribu. Kalau naik perahu cepet banget,gak sampe 10 menit, sampai kok dan gak capek pula.
Jadi tinggal pilih, mau trekking ato naik perahu....
Bagaimana tidak, kendaraan harus kita parkir di parkiran Tanjung Aan, terus kita harus berjalan kaki ke sebelah kiri melalui pasir di bawah teriknya matahari (gosong). Kemudian kita harus menyusuri tepian tebing dengan pecahan pecahan batu tebing yang besar besar serta ombak besar yang siap menghantam kita dari sisi kanan, ngeri dah. Perjalanan ini kira kira bisa sampai sejam. Oia harus dipastikan air lautnya pas surut ya, kalau gak surut, ya gak bisa lewat.
Rute ini dipastikan sangat berat, terutama bagi orang orang tua. Tapi tenang aja, sekarang udah ada perahu yang siap mengantar ke lokasi. Biasanya sih ada yang nawarin nyebrang... Tarifnya 10 ribu/orang PP. Kalo cuma dua orang aja, kasih aja 50 ribu. Kalau naik perahu cepet banget,gak sampe 10 menit, sampai kok dan gak capek pula.
Jadi tinggal pilih, mau trekking ato naik perahu....
lombok maju...
BalasHapusmantaaaap
BalasHapus